Sebagian besar permukaan bumi di Indonesia adalah perairan. Di
antaranya adalah laut. Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan
berhubungan dengan samudra. Air di laut merupakan campuran dari 96,5%
air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas
terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut.
Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni. Air
Laut dipermukaan bumi dapat dibedakan antara wilayah laut yang satu
dengan wilayah laut yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
suhu, kecerahan, dan salinitas. Mari kita bahas satu persatu….
Suhu air laut
Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari
yang disebut proses insolation. Pemanasan di daerah tropik/khatulistiwa
akan berbeda dengan hasil pemanasan di daerah lintang tengah atau kutub.
Oleh karena bentuk bumi bulat, di daerah tropis sinar matahari jatuh
hampir tegak lurus, sedangkan di daerah kutub umumnya menerima sinar
matahari dengan sinar yang condong. Sinar jatuh condong bidang jatuhnya
akan lebih luas dari pada sinar jatuh tegak. Selain oleh kemiringan
sinar jatuh, di daerah kutub banyak sinar dipantulkan kembali ke
atmosfer sehingga semakin menambah dingin keadaan suhu di daerah kutub.
Namun walaupun di daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis
memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah
subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis
banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik. Awan
banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara
yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak
diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas.
Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh lapisan
permukaan laut hingga kedalaman antara 200 – 1000 meter suhu turun
secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai suhu kurang
dari 2 °C.
Pola suhu di perairan laut pada umumnya:
Makin ke kutub makin dingin
Pada permukaan samudera, umumnya dari khatulistiwa berangsur-angsur
dingin sampai ke laut-laut kutub, di khatulistiwa ± 28° C, pada
laut-laut kutub antara 0° sampai 2° C.
Makin ke bawah makin dingin
Panas matahari hanya berpengaruh di lapisan atas saja. Di dasar samudera
rata-rata 2oC (juga di dasar samudera daerah tropik). Sebab yang utama
adalah karena air dingin yang berasal dari daerah kutub mengalir kearah
khatulistiwa. Laut yang tidak dipengaruhi arus dingin suhunya tinggi.
Laut Tengah misalnya sampai jauh ke bawah, suhunya 130 C (karena ambang
Jibraltar menghambat arus dingin dari Atlantik).
Kecerahan Air Laut
Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari
kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh,
radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis
tumbuhan laut akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Pada
perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu mencapai
200 meter, sedangkan jika keruh hanya mencapai 15 – 40 meter. Laut yang
jernih merupakan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang
dari cangkang binatang koral. Air laut juga menampakan warna yang
berbeda-beda tergantung pada zat-zat organik maupun anorganik yang ada.
Ada beberapa warna-warna air laut karena beberapa sebab:
Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar
matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak
dari pada sinar lain.
Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina.
Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang
memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam
jumlah besar.
Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan.
Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor seperti di laut ambon.
Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam
Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung.
Salinitas Air Laut
Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam gram)
yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan ‰
atau perseribu. Salinitas umumnya stabil, walaupun di beberapa tempat
terjadi fluktuasi. Laut Mediterania dan Laut Merah dapat mencapai 39 ‰ –
40 ‰ yang disebabkan banyak penguapan, sebaliknya dapat turut dengan
drastis jika turun hujan. Laut yang memiliki kadar garam yang rendah
banyak dijumpai di daerah-daerah yang banyak muara sungainya. Pada musim
barat, laut di di Asia Tenggara mulai dari bulan Desember – Mei di
Teluk Thailand dan bagian timur laut Pantai Sumatera mempunyai nilai
kadar garam yang rendah.
Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada faktor-faktor berikut :
Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah,
maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat
penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut
maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin
sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan
rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut
tersebut maka salinitasnya akan tinggi
Faktor-faktor tersebut berpengaruh secara bersama-sama atau mempengaruhi
secara tersendiri. Contoh-contoh salinitas di beberapa tempat: Laut
Baltik 10 ‰, samudera Hindia 33 ‰, Laut Tengah dan laut Merah 40 ‰, laut
Kaspia 170 ‰, Great Salt Lake 220 ‰, Laut Mati 250 ‰. Unsur-unsur kimia
yang terkandung dalam air laut menurut Strahler sebagai berikut:
Sumber : e-dukasi.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar