Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa tidak akan selalu
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berinteraksi ini tak
jarang terjadi gesekan satu sama lain sehingga menimbulkan kerugian pada
salah satu pihak, baik kerugian yang mengancam jiwa, harta, maupun
kehormatannya.
Seringkali terjadi di
masyarakat seseorang diperlakukan secara zalim oleh lainnya, bahkan dikondisikan tanpa mampu membalas dan membela diri sendiri. Kondisi ini kerap membuat seseorang seolah semakin tak berdaya dan hanya bisa pasrah dengan keadaan. Seorang muslim
dan mukmin yang mengalami hal demikian tak perlu merasa
sedemikian susah karena Allah subhânahu wa ta’âla telah
menjanjikan keadilan atas setiap perilaku zalim yang dilakukan para
hamba-Nya. Keimanan yang dimiliki semestinya mampu menguatkan hatinya
untuk tetap tegar dengan harapan keadilan yang dijanjikan itu.
Sebaliknya
seorang muslim dan mukmin semestinya tidak berlaku zalim kepada sesama
makhluk Allah baik berupa tindakan ataupun ucapan, karena sekecil apa
pun tindak kezaliman pasti akan terbalaskan.
Di dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 42 secara tegas Allah menyatakan:
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
Artinya:
“Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka Allah lalai dari apa yang
dilakukan oleh orang-orang yang berbuat zalim. Sesungguhnya Allah
menangguhkan mereka sampai hari di mana pandangan-pandangan terbelalak.”
Dari
ayat tersebut jelas dinyatakan bahwa Allah akan memberikan balasan
kepada setiap pelaku kezaliman kelak di hari kiamat di mana setap mata
manusia akan terbelalak menyaksikan berbagai hal yang terjadi di hari
kiamat.
Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsirnya Marâh Labîd
menjelaskan bahwa apabila Allah tidak membalaskan bagi orang yang
dizalimi atas kezaliman yang dilakukan oleh seorang hamba-Nya yang
menzalimi, maka ada salah satu kemungkinan yang terjadi pada dzat Allah
namun hal itu mustahil terjadi pada-Nya. Ketiga kemunginan itu adalah:
Pertama,
bisa jadi Allah lalai dan lupa akan orang yang bertindak zalim
tersebut. Jelas hal ini tidak mungkin terjadi pada dzat Allah. Tak
mungkin Allah memiliki sifat lalai atau lupa pada apa dan siapa pun.
Kedua,
bisa jadi Allah lemah tak mampu untuk melakukan pembalasan. Hal ini
juga jelas mustahil terjadi pada dzat Allah. Tak mungkin Allah tidak
mampu melakukan pembalasan kepada hamba-Nya sendiri.
Ketiga,
Allah ridlo dengan tindak kezaliman yang dilakukan sang hamba. Ini juga
tidak mungkin mengingat Allah sendiri yang mengharamkan para hamba-Nya
melakukan tindak kezaliman di antara sesama hamba. Bahkan dalam berbagai
ayat Allah juga menyatakan tidak akan berbuat zalim kepada para
hamba-Nya. Karenanya tidak mungkin bila Allah ridlo terhadap suatu
kezaliman sehingga tak melakukan pembalasan.
Ketiga
kemungkinan tersebut semuanya adalah hal yang tak mungkin terjadi pada
dzat Allah. Karena ketiga hal itu mustahil bagi Allah maka bisa
dipastikan setiap tindak kezaliman yang dilakukan oleh seorang hamba
kelak akan dibalas oleh Allah. Hanya saja balasan tersebut tidak segera
dilakukan di dunia. Allah menangguhkannya sampai kelak datangnya hari
kiamat di mana setiap mata akan terbelalak menyaksikan kedahsyatan yang
terjadi di sana.
Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi di dalam kitab tafsirnya Ma’âlimut Tanzîl menuturkan
bahwa ayat di atas merupakan pelipur bagi orang-orang yang dizalimi dan
juga ancaman bagi siapa saja yang berbuat zalim. Apakah anda merasa dizalimi atau malah menzalimi???
Mereka
yang menerima perlakuan yang tidak semestinya tak perlu risau karena
pada hari kiamat kelak Allah akan memberikan pahala berlipat baginya dan
membalas pelakunya dengan balasan setimpal. Sementara setiap orang yang
berlaku zalim mesti segera meminta maaf kepada yang dizaliminya karena
balasan dari Allah pasti adanya.
Di era digital
sekarang ini ayat ini juga menjadi alarm bagi kita untuk berhati-hati
dalam berinteraksi melalui dunia maya. Menggunakan media sosial secara
baik, benar dan cerdas adalah satu pilihan yang menjadkan kita bisa
terhindar dari ancaman ayat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar