Tulisan ini merupakan referensi hasil kasus penelitian valuasi sumberdaya air, untuk menganalisa pengelolaan jasa lingkungan non-komersil di Dusun Kerandangan, mengestimasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai willingness to pay(WTP) pelanggan air di Dusun Kerandangan, dan menganalisa prioritas pengelolaan jasa lingkungan.
Penelitian dilakukan di Dusun Kerandangan Kabupaten Lombok Barat dengan reponden sebanyak 117 KK dari 167 KK pelanggan air Kerandangan. Dengan Contingent Valuation Method untuk mengetahui besaran expressed WTP yang dikehendaki masing-masing individu. Rata-rata WTP pelanggan air Kerandangan sebesar Rp 8.100,- sehingga agregat WTP sebesar Rp 1.352.700,-/bulan dan Rp 16.232.400,-/tahun. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi WTP secara parsial adalah pendapatan, pemakaian air, persepsi pentingnya konservasi air, jenis kelamin, dan pendidikan dengan nilai probability sig.<0,05. Secara simultan ada tiga variabel yang signifikan mempengaruhi yaitu pendapatan, persepsi pentingnya konservasi air dan gender responden. Nilai R² (R square) sebesar 0,47 menyatakan bahwa 47 persen variabel-variabel secara simultan mempengaruhi WTP, dan sisanya 53 persen dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini.
Pengelolaan jasa lingkungan termasuk pengelolaan kemitraan(ko-managemen) adanya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat dalam kegiatan pengelolaan sumber daya air di TWA Kerandangan. Prioritas pengelolaan menurut ahli yang kami analisa dengan Analytical Hierarchy Process adalah konservasi sumber daya air, pembentukan kelembagaan, konservasi supply air, menghargai kearifan lokal, mensosialisasikan perilaku hemat air, memperbaiki kualitas fisik dan mikrobiologi air, menyusun awiq-awiq, menyusun AD/ART, dan pelibatan stakeholder dalam kegiatan pengelolaan jasa lingkungan.
Unduh materi referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar