Ekosistem estuari
adalah ekosistem perairan semi-tertutup yang memiliki badan air dengan hubungan
terbuka antara perairan laut dan air tawar yang dibawa oleh sungai. Percampuran
ini terjadi paling tidak setengah waktu dari setahun. Pada wilayah tersebut
terjadi percampuran antara masa air laut dengan air tawar dari daratan,
sehingga air menjadi payau (brackish). Oleh karena itu estuari memiliki sifat
yang unik akibat adanya percampuran antara massa air laut dan tawar membuat tingkat
salinitas yang dimiliki dapat berubah-ubah atau memiliki fluktuasi tersendiri.
Berubahnya salinitas estuari dapat dipengaruhi oleh adanya pasang surut air dan
musim. Selama musim kemarau, volume air sungai yang masuk
berkurang, sehingga air laut dapat masuk sampai ke daerah yang lebih tinggi
atau hulu dan menyebabkan salinitas yang dimiliki wilayah estuari meningkat.
Sebaliknya yang terjadi apabila pada musim penghujan air tawar yang masuk dari
hulu ke wilayah estuari meningkat sehingga salinitas yang dimiliki rendah
(Sari, 2010).
Pengaruh pasang surut
terhadap sirkulasi aliran (kecepatan/debit, profil muka air, instrusi air asin)
di estuari dapat sampai jauh ke hulu sungai, yang tergantung pada tinggi pasang
surut, debit sungai dan karakteristik estuari (penampang aliran, kekasaran
dinding, dan sebagainya. Adanya aliran air tawar yang terjadi terus menerus
dari hulu sungai dan adanya proses gerakan air akibat arus pasang surut yang
mengangkut mineral-mineral, bahan organik dan sedimen merupakan bahan dasar
yang dapat menunjang produktifitas perairan di wilayah estuari yang melebihi
produktifitas laut lepas dan perairan air tawar. Oleh karena itu, lingkungan
wilayah estuari menjadi paling produktif (Aritonang et all,2016).
Unduh materi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar