MSP Online Kuliah ONline
Ruang Sederhana bagi Gathering & Sharing Informasi dan Materi Referensi Ilmiah Populer
Kamis, 15 Maret 2012
IDENTIFIKASI LAHAN BASAH (WETLAND) DENGAN METODE ANALISIS SPEKTRAL CAMPURAN
Lahan
basah memiliki peranan yang penting dalam menyumbang keragaman hayati,
pengatur iklim dunia, sumber pangan, sumber sirkulasi air, dan sumber
perikanan, bagi masyarakat setempat. Keberadaan lahanbasah
mengalami perubahan seiring dengan pembangunan yang berlangsung nyaris
tanpa henti. Oleh karena itu diperlukan informasi mengenai luas lahan
basah yang salah satunya dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh.
Pengklasifikasian suatu objek sangat menentukan dalam proses pemantauanlahan.
Pada metode klasifikasi konvensional, satu piksel citra diasumsikan
hanya mengandung satu jenis objek saja, namun pada kenyataannya satu
piksel mengandung lebih dari satu objek. Untuk mengatasi masalah ini
telah ada satu metode yang disebut metode analisis spektral campuran.
Dengan metode analisis spektral campuran menggunakan model pemisahan
spektral liner (linear spectral unmixing), maka
objek-objek yang terdapat dalam satu piksel dapat diidentifikasi dan
dapat ditentukan proporsi spasialnya. Pada model pemisahan spektral
linier ini. Objek yang akan diidentifikasi serta dihitung proporsi
spasialnya diistilahkan sebagai endmember. Pada model linier pemisahan spektral diasumsikan bahwa jumlah hamburan (scattering) pada masing – masing endmember tidak
terlalu besar untuk suatu perekaman. Hal ini berarti gelombang yang
diterima oleh sensor merupakan gelombang yang berasal dari satu endmembersaja.
Sasaran dari metode analisis spektral campuran adalah untuk menghitung
secara fraksional tutupan dari mayoritas unit tutupan lahan yang
diteliti (endmember) di dalam pikselpiksel citra. Masukan (input) dari model analisis spektral campuran adalah nilai reflektansi dari endmember (nilai piksel murni dari endmember) serta citra yang digunakan (nilai reflektansi piksel). Hasil dari proses ini (output) adalah nilai fraksi citra untuk setiap endmember bersamasama dengan suatu citra yang berisikan kesalahan kecocokan (error of fit). (Farien, N.M.R. Ratih, K.
Wikantika)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar